Top Ad unit 728 × 90

Sahabat Edukasi News

recent

Teks / Naskah Pidato Mendikbud Ri Pada Upacara Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2017

Sahabat Edukasi yang berbahagia... Dalam kesempatan kali ini saya akan share salinan dari teks / naskah sambutan atau pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Bpk. Muhadjir Effendy) dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada tanggal 2 Mei 2017, selengkapnya sebagai berikut.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera dan senang bagi kita semua,

Pada hari yang penuh berkah dan nikmat ini 2 Mei 2017, kita kembali memperingati Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas. Untuk itu, marilah kita bersyukur tiada berhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa, lantaran berkat rahmat dan karunia-Nya semata kita sekalian mempunyai kesempatan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017. Tema Hardiknas kali ini yakni "Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas".

Tema tersebut terkait bersahabat dengan fenomena dunia yang berubah sangat cepat dan menuntut kualitas semakin tinggi. Untuk itu marilah kita resapi dan renungi tema tersebut, lalu kita wujudkan bersama-sama. Dengan begitu maka seluruh lapisan masyarakat akan sanggup menjangkau layanan pendidikan yang berkualitas. Dengan pendidikan berkualitas yang merata, dalam makna sanggup dikenyam oleh seluruh warga bangsa, maka ikhtiar kita mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, sanggup terwujud.

Selanjutnya, atas nama pemerintah, izinkan saya memberikan penghargaan dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh insan pendidikan di tanah air. Mereka yakni yang telah mengabdi dan berkorban demi kemajuan pendidikan. Pengabdian dan pengorbanan yang sudah Bapak dan Ibu berikan, sejauh ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Sekalipun di sana-sini masih banyak persoalan dan menjadikan ketidakpuasan. Semoga keberhasilan tersebut semakin memacu semangat dan perjuangan keras kita. Sedang adanya persoalan yang belum terselesaikan dan ketidakpuasan yang ada, justru semakin melipat-gandakan energi, kehendak, dan ikhtiar kita untuk menemukan terobosan-terobosan baru.


Ibu, Bapak, dan Saudara sekalian yang mulia

Pada setiap ketika memperingati Hardiknas kita tak pernah lupa dengan sosok Ki Hadjar Dewantara. Mengapa? Karena peringatan Hari Pendidikan Nasional didasarkan atas hari kelahirannya. Beliau dilahirkan tanggal 2 Mei 1889. Beliau sudah disepakati sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Dengan tanpa bermaksud mengecilkan kiprah para tokoh pendidikan yang lain, kiprah Ki Hadjar Dewantara pada awal perintisan pendidikan nasional memang sangat besar. Baik berupa gagasan, pemikiran, maupun terawang masa depan. Oleh lantaran itulah gagasan dan pemikiran dia tetap relevan dan menjadi contoh bagi pembangunan pendidikan nasional kita.

Beberapa di antara pandangan pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah: (1) "Panca Dharma" yaitu bahwa pendidikan perlu beralaskan lima dasar yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. (2) "Kon-3" yaitu bahwa penyelenggaraan pendidikan harus menurut asas kontinuitas, konvergensi, dan konsentris, dalam arti proses pendidikan perlu berkelanjutan, terpadu, dan berakar di bumi tempat dilangsungkannya proses pendidikan. (3) "Tri-pusat Pendidikan" bahwa pendidikan hendaklah bedangsung di tiga lingkungan, yang kita kenal dengan nama tripusat, yartu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang saling berafiliasi simbiotis dan tidak sanggup dipisahkan satu sama lain.

Dalam hal kepemimpinan pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengajukan konsep "Laku Telu" atau tiga kiprah yang dirumuskan dalam frasa Bahasa Jawa: "Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani" yang artinya apabila di depan memberi teladan, apabila di tengah memberi ide (inspirasi) dan apabila di belakang memberi dorongan. Ketiga kiprah tersebut harus dilaksanakan secara seksama baik bergantian maupun serempak dalam tampilan sosok pemimpin pendidikan yang utuh. Di sinilah kita diingatkan untuk tidak memenggal dan menerapkan sepenggal-sepenggal tiga laris kepemimpinan dalam praksis pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Agaknya konsep "Laku Telu" ini perlu dihayati kembali oleh para pedidik, pada ketika mana dunia pendidikan mengalami krisis keteladanan dan praktek pendidikan tidak lagi menginspirasi. Sementara dorongan dari arah belakang dari kepemimpinan pendidikan tidak disertai pemberian arah dan haluan untuk penerima didiknya.

Ibu, Bapak, Saudara sekalian,

Gagasan pemikiran dan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut di atas yakni menjadi dasar contoh visi Presiden RI, Joko Widodo di bidang pendidikan. Dalam visi Presiden, masa depan Indonesia yakni sangat ditentukan oleh generasi penerima didik masa kini yang mempunyai aksara atau budi pekerti yang kuat, serta menguasai banyak sekali bidang ketrampilan hidup, vokasi dan profesi masa 21

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersiap melaksanakan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual, kini sedang diupayakan semoga aksara kembali menjadi fundasi dan ruh pendidikan nasional. Untuk itu pembentukan aksara harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar (Basic Education). Kemudian untuk jenjang pendidikan lebih lanjut harus aman bagi penerima didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin. Memungkinkan penerima didik membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian yang berdaya kompetisi tinggi, yang dibutuhkan dunia masa 21. Hanya dengan aksara yang besar lengan berkuasa dan kemampuan berdaya saing tinggi lah penerima didik masa kini akan sanggup membawa bangsa Indonesia berdiri dengan tegak di antara bangsa-bangsa maju yang lain di masa yang akan datang.

Untuk tujuan itu, kini tengah diupayakan penyelarasan, penyatuan, dan pembauran bidang kebudayaan dengan pendidikan. Begitu juga dalam pemanfaatan sumber-sumber berguru yang ada di kelas, di lingkungan sekolah dan yang ada di luar sekolah. Sehingga proses pembelajaran tidak terkotak-kotak, tersekat-sekat, tertutup, dan sumpeg, melainkan terbuka, luwes dan leluasa.

Lebih jauh, reformasi juga akan diakukan dalam hal waktu berguru di satuan pendidikan, pengorganisasian pelajaran dan kegiatan belajar, kiprah tanggung jawab dan kiprah guru dan tenaga kependidikan. Termasuk reformasi kiprah dan kiprah kepala sekolah sebagai manajer sekolah, komite sekolah dan juga pengawas sekolah. Reformasi pendidikan pada tataran aksi. ditandai dengan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Nasional (GLN)

Demikian pula revitalisasi Sekolah Menengah kejuruan kini sedang dilaksanakan, dan perbaikan sistem distribusi Kartu Indonesia Pintar terus dilakukan. Gerakan PPK dan GLN dibutuhkan menjadi pintu masuk dan kunci utama bergeraknya reformasi berbagar sektor pendidikan dan kebudayaan baik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun di lingkungan pemerintah kawasan dan satuan pendidikan, bahkan lingkungan masyarakat. Berbagai aktivitas dan kegiatan serta sumber daya baik finansial maupun nonfinansial di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dinas pendidikan di banyak sekali kawasan hendaklah difokuskan untuk mendukung gerakan reformasi pendidikan tersebut. Reformasi pendidikan untuk menjawab permasalahan bangsa Indonesia ini senantiasa ditekankan oleh Presiden Republik Indenesia sehingga kita semua yang berbakti dan berkhidmat di dunia pendidikan perlu bersinergi mendukung terlaksananya reformasi pendidikan nasional dimaksud.

lbu, Bapak, Saudara, dan hadirin yang mulia,

Reformasi pendidikan nasional tersebut merupakan proses jangka panjang, bukan sesaat dan jangka pendek, sehingga perlu dilaksanakan secara sistemis, prosedural, dan sedikit demi sedikit di samping perlu tunjangan dan partisipasi konstruktif semuajajaran pelaksana pendidikan, pemangku kepentingan pendidikan, bahkan warga bangsa Indonesia. Tak heran, hasil reformasi pendidikan nasional tersebut, yang semoga berbuah manis dan melegakan bagi seluruh warga bangsa Indonesia, mungkin memang tidak kita nikmat sekarang, tetapi pasti anak cucu kita yang bakal menikmatinya, dalam arti anak cucu kita di seluruh Indonesia bisa mengenyam pendidikan pendidikan berkualitas pada satu sisi dan pada sisi lain bangsa Indonesia mencapai kemajuan dan keunggulan di antara bangsa-bangsa lain.

Dengan demikian, keberadaan bangsa Indonesia di tengah bangsa lain menjadi lebih bermartabat, berdaulat, dan bermaslahat. Untuk itu, dalam reformasi pendidikan nasional ini, kerja keras yang kontruktif, penuh keikhlasan dan pengorbanan, serta dedikasi tulus seluruh insan pendidikan di seluruh Indonesia amat diharapkan. Marilah kita tolong-menolong menggerakkan reformasi pendidikan nasional demi kemajuan dan keunggulan pendidikan nasional kita pada satu sisi dan pada sisi lain demi kelangsungan dan kelanggengan bangsa Indonesia di tengah kancah bangsa-bangsa lain.

Pada Hari Pendidikan Nasional 2017 sekarang, mari kita singsingkan lengan baju untuk menggerakkan reformasi pendidikan nasional demi anak cucu kita. Semoga Tuhan seru sekalian alam meridhai dan menguatkan tekad dan langkah kita.

Akhirnya, mari kita "Cancut Taliwondo" demi segera terwujud pendidikan berkualitas yang merata di seluruh Indonesia.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Download sambutan tersebut di atas, silahkan klik pada links sumber berikut : http://kemdikbud.go.id. Semoga bermanfaat dan terimakasih... Salam Edukasi...!

Teks / Naskah Pidato Mendikbud Ri Pada Upacara Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2017 Reviewed by AN on 8:03 pm Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by Sahabat Edukasi © 2014 - 2015
Powered By Blogger, Shared by Sahabat Edukasi

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.